Novel CINTA bagian 3


3
ARTI SEBUAH PERSAHABATAN
Wah ga bener ini, pikir Cinta dan Ica saat itu kecewa dengan sifat sahabatnya itu tersebut, antara kagum, heran dan senang, tidak menyangka saja seorang yang menurut teman-teman mereka, Indah itu orangnya culun, cupu, garing, ga gaul, dan lain sebagainya bisa berprestasi seperti itu dan hanya mereka yang baru tahu, bahkan sudah sekian bulan persahabatannya, ini ga bener, ga bisa diterima, ini harus didemo, itulah pikiran Cinta saat itu. Dan tak lama kemudian Indah datang keruang tamu, tempat mereka berada, dan dengan tatapan sinis dan juteknya, Cinta melakukan “serangan” pada Indah “Indah,,, kamu jahat, ini apa maksudnya? Hah? Mau main rahasia-rahasiaan padaku?, kukira kamu sahabatku, ini yang namanya sahabat? Nutup diri?” sergah Cinta sengit.
Indah hanya melongo aja kayak bekicot kebingungan melihat “tatapan maut” sahabatnya tersebut, nyaris saja ia menangis, dan sejurus kemudian Cinta dan Ica memburunya dan memeluk tubuh kecil Indah itu sambil mengembangkan senyum, “ga apa-apa sayang, kami hanya bercanda kok, habis salah kamu sendiri sih, masa punya potensi kayak gini disembunyiin, ini membuatku tambah bangga padamu” kata Cinta menenangkan Indah sambil makin mempereratkan pelukannya pada Indah.
Setelah itu kedua sahabat itu saling melepaskan pelukannya masing-masing, “ih bener deh aku penasaran banget bisa kamu sembunyikan semua ini dari teman-temanmu, padahal ini bisa jadi sebagai pengukuhan dirimu diantara mereka, kamu dibully mereka diam aja, dan ini bisa jadi sebagai penegasan diri kamu sebenarnya tanpa maksud sombongin diri lho”. Kata Cinta menasehati sahabat dan adiknya.
“ya aku minta maaf sama kalian kalo hal ini membuat kalian tidak nyaman, tapi aku ga ingin kalian merasa risih dengan keadaanku aja itu kok ga lebih, so,,, maukan kalian maafin aku?” katanya sambil tersenyum dan merentangkan tangannya.
Kakak beradik itu Cuma diam sambil membalas senyuman Indah dan memeluk Indah, mereka bertiga larut dalam suasana haru, sampai beberapa saat kemudian Indah bangkit sambil mengusap air matanya yang sudah mulai sembab
“eh aku punya ide, gimana kalo kita ke kamarku aja? Ada yang ingin aku tunjukan pada kalian, ayo,,,” ajaknya sambil menarik tangan Cinta dan Ica, mereka bertiga berjalan makin kedalam rumah dan menaiki anak tangga menuju lantai dua tempat kamar Indah berada, beberapa saat kemudian sampailah mereka kedepan pintu kamar Indah, di daun pintu tersebut ada sebuah tulisan khas anak gadis, nama Indah terpampang disana lengkap dengan zodiaknya.
Dan sejurus kemudian Indah membuka pintu kamarnya secara perlahan, dan,,,,, ketika pintu terbuka seluruhnya, terlihat tembok kamar bercat pink itu beradu dengan warna rangka tiang berwarna coklat terlihat sangat anggun bagi sebuah kamar berpemilik gadis usia 14 tahunan tersebut. Dan yang lebih mengherankan lagi atau tepatnya takjub adalah bahwa di kamarnya tersebut tersedia berbagai perabotan mulai dari lemari, meja, sebuah pesawat tv, dan sebuah ,,, komputer nongkrong di pojok ruangan dekat dengan jendela, lengkap dengan modem yang terpasang rapi di tiang sudut ruangan tersebut.
Pantas saja dia ga pernah punya teman dekat, ini mungkin bisa dianggap sedikit alasan ia jarang keluar rumah, ngapain keluar rumah kalo semua bisa didapatkan dirumah ga perlu keluar rumah juga, itulah pikiran Cinta dan Ica, mereka berdua seperti kena hipnotis melihat isi ruangan kamar Indah yang sangat mewah bagi ukuran mereka itu.
“ini kita ga sedang bermimpi kan kak?” tanya Ica pada kakaknya
“ini bukan kamar ca, ini istana kecil didalam rumah besar, dirumah kita aja kita kalah” kata Cinta mengguman.
Sebuah tv ukuran besar bertipe flat yang ada di depan tempat tidurnya dinyalakan oleh Indah, dan terpampanglah sebuah pemandangan lain dari kamar tersebut “nah kalian mau nonton apa? Tv atau vcd, kalian pilih sendiri aja, tuh vcd nya ada di rak samping komputer sana” katanya sambil menunjuk arah sudut ruangan. “oya dan satu lagi, kalo kalian lapar, di kulkas ada agar-agar dan buah-buahan segar kok” sambungnya, pokoknya dia sekarang lagi berperan sebagai orang lain selain Indah yang mereka kenal beberapa waktu terakhir ini, bayangan tentang Indah yang cupu, culun, udik, pendiam, dll kini hilang dari bayangan Cinta dan Ica, kini sosok tersebut menjelma menjadi seorang yang supel, pintar, jago bergaul, dan sangat berprestasi luar biasa, ini bisa dilihat dari deretan piagam penghargaan yang terbingkai rapi dan menghiasi sekeliling ruang kamarnya itu, belum lagi yang di lantai bawah tadi, piala segede gambreng tadi dan poto dengan sang menteri, wah bener-bener nih orang.
“yah benar, aku tahu pikiran kalian tentang aku, ini sengaja aku tunjukin ke kalian agar kalian tahu prestasiku segini aja, ga lebih, mungkin kalian bisa melebihi aku dalam hal tersebut, karena kalianlah dua orang pertama yang aku kasih lihat kamarku beserta isinya ini, karena aku percaya kita bisa jadi sahabat yang baik, benar begitu kan?” kata Indah, sesuai juga namanya, Indah, kata-katanya tadi sangat indah untuk dicerna kedalam sanubari kakak beradik itu yang masih tak percaya dengan pemandangan di depan mata  mereka itu adalah sahabatnya.
“dengar Indah, kamu ga perlu lakuin ini semua untuk mendapatkan perhatian dari kami, terus terang ini justru membuat kami iri dengan prestasi kamu, tadi aja kami sudah terkejut dengan piala gede di depan ruang tamumu, apalagi kini kami sangat bangga padamu indah” kembali ketiga sahabat itu berpelukan kini bahkan semakin erat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKARA BIANTARA

SISINDIRAN