Novel CINTA bagian 5
5
SADARNYA SANG RAJA
JAHIL
Sesampainya dirumah sang ibu
tersebut di dudukan dikursi tepat menghadap ke tv, tempat yang sama saat
terakhir Diana dibawa dari lokasi kecelakaan kerumah sebelum akhirnya dibawa ke
rumah sakit.
“terima kasih nak Cinta dan Ica atas
bantuanmu, atas nama Diana, ibu minta maaf kalo semasa hidupnya Diana punya
salah sama kalian, semoga saja setelah ini rencana ibu lancar, ibu ingin
tinggalkan kenangan bersama mereka disini, karena itu ibu akan pulang kekampung
halaman ibu di Cilacap segera setelah semua ini selesai, kalian mau memaafkan
anak ibu kan?” kata sang ibu berusaha tegar didepan sahabat anaknya tersebut.
“tentu saja bu, kami akan
memaafkan beliau, yang saya sesalkan dan herankan, kenapa ibu tidak memberitahu
pihak sekolah atau kami sebagai sahabatnya? Ini sudah tiga hari loh bu,
sekarang ibu istirahat saja dulu, jangan pikirkan apapun, ibu sudah makan
belum?” tanya Cinta, yang ditanya menggeleng tanda belum.
“ya sudah ibu makan dulu ya? Mau Cinta suapin?” Cinta
membujuknya agar mau makan
Si ibu itu malah nangis mendengar
ucapan Cinta, ia terharu dengan ucapan itu, dalam bayangannya gadis yang sedang
ada dihadapannya ini adalah Diana, anaknya yang telah tiada itu, setiap Cinta
menyuapkan makanan ke mulutnya itu yang dilihatnya justru sosok Diana, mungkin
karena perawakan mereka hampir sama, jadi setiap yang terjadi adalah Diana,
sehingga hampir saja ia memeluk Cinta yang dalam bayangannya adalah Diana.
Suapan terakhir pun telah ia
habiskan, Cinta tersenyum, itulah pribadi Cinta yang tak ada segan dalam
kamusnya bila ia berhadapan dengan sahabat, apapun yang ada hubungan dengan
sahabatnya ia tak segan untuk membantu, apalagi ini ibunya Diana yang sudah
kadung ia anggap sebagai keluarga sendiri.
Keesokan harinya,
Pagi-pagi benar Cinta sudah ada
di sekolah, ia ingin segera menyampaikan berita duka tersebut pada seluruh
warga sekolah, pertama-tama ia mencari pak Jamal, kepala sekolah, kemudian ia
ceritakan semua kronologis kejadian yang menimpa sahabatnya itu, kemudian pak
jamal segera menugaskan bu Siti Fatimah, walikelas Cinta dan Diana untuk
menggalang bantuan sekedarnya untuk diberikan kepada ibunya Diana, singkat
cerita pada siang hari menjelang bubaran sekolah telah terkumpul uang sejumlah
dua juta setengah untuk diberikan siang itu juga.
Setelah bubaran sekolah, dengan
dipimpin oleh walikelas mereka berlima mendatangi rumah duka,
“assallamu’alaikum ,,,,” terlihat rumah sepi, seperti hari kemarin, Cinta
melihat kebelakang, karena seperti kemarin juga ibunya Diana bila tidak dirumah
pasti ada di makam, namun nihil, dia ga ada disana. Tiba-tiba dari arah
belakang, mereka dikejutkan oleh kedatangan seorang kakek-kakek yang tanpa
diketahui dari mana ia datang menegur mereka “maaf kalian cari siapa ya?”
katanya ramah
“gini kek kami mencari ibu
penghuni rumah ini, apa dia ada?” kata bu Siti Fatimah berusaha ramah juga
“setahu kakek bu Yani tadi subuh
sudah pergi, katanya sih mau ke Cilacap, kalo tidak salah neng ini kemarin dari
sini kan?” katanya sambil nunjuk Cinta, yang ditunjuk terdiam dan
mengiyakannya.
“iya kek, memang kemarin juga ibu
berkata ingin pergi ke Cilacap, tapi saya tidak tahu kalo secepat ini, baiklah
kek kalo begitu kami permisi saja karena ini sudah siang” kata Cinta sambil
melirik ke arah bu Siti dan teman-temannya, akhirnya mereka semua pergi
meninggalkan tempat tersebut, namun ada sesuatu yang aneh terjadi pada diri
Ahmad, semenjak dari tadi di sekolah dan diperjalanan, hingga kini pulang ga
sepatah katapun ia keluarkan, ini diluar kebiasaannya yang justru seperti kaleng
rombeng yang apabila kumat jahilnya, jangan pernah berharap dia akan gampang di
larang, kini ia lebih banyak diam, sekali keluar suara Cuma ayo, cepat diam dan
lain sebagainya.
Melihat hal ini sebagai teman,
Cinta tahu betul apa yang dirasakan Ahmad saat ini, ia sebenarnya suka terhadap
Diana, mereka bahkan sudah jadian tiga bulan sebelumnya, mereka sudah saling
mengenal satu sama lain, “kini tak ada lagi saling telpon tengah malam hanya
untuk saling membangunkan sholat tahajud, tak ada lagi saling tilawah bareng
tiap maghrib, owh sungguh dia itu bagai malaikat yang diutus untukku” katanya
sambil terisak. Teman-temannya, termasuk Cinta, berusaha untuk membesarkan
hatinya agar tak terlalu larut dalam kesedihan panjangnya.
Sejak saat itulah perangainya berubah
drastis seratus delapan puluh derajat, ia jadi lebih rajin belajar dan nilainya
pun tidak sejeblok tahun-tahun sebelumnya, semua berkat tangan dingin dari si Britney Spears asal Cimindi tersebut. Dan satu hal lagi, makhluk yang bernama ahmad
ini adalah makhluk super duper jahil, dan kejahilannya sudah terkenal sampai ke
kelas 12, namun, semenjak bertemu dengan Diana, kejahilannya seperti hilang
ditelan Bumi. Cinta dan kawan-kawannya sering berseloroh kalau Ahmad ga jahil
lagi merupakan tanda-tanda kiamat, waduh saking jahilnya itu sampai segitunya.
Dan sekarang dialah satu-satunya orang yang sangat kehilangan sosok Diana.
Komentar
Posting Komentar