Novel CINTA bagian 8
8
BERTEMU (BUKAN) UNTUK BERPISAH
Beberapa bulan setelah kegiatan
LDKS tersebut berakhir, kini Anwar sering mengurung diri dikamar, terkadang ia
bernyanyi sendiri, kadang pula ia membunyikan radionya keras-keras, dan lagunya
selalu lagu romantis, kalo nggak melodi yang melow, pasti yang slow rock, tak
jarang pula ia menjadi orang lain selain dirinya, ia naik ke atap rumah dan,,,
ia melolong (ini Cuma joke penulis azza, serius amat bacanya).
Tiap hari yang disebutnya Cuma
kata cinta, sepertinya ia tersihir oleh mantra-mantra cinta Romeo and Juliet karya
pujangga barat sana yang sering ia lihat di film-film dan novelnya, ibunya
sampai harus nenangin dia dengan masakan sayur asem, kesukaannya hanya untuk
membuatnya tenang tidak meracau lagi tentang makhluk cantik bernama Cinta.
Pagi itu Anwar pergi kesekolah
dengan suasana hati enggan, semalam ia tak bisa konsentrasi pada pelajaran,
bukan karena gangguan nyamuk, melainkan gangguan di hatinya yang penuh dengan
cinta sebuah Ipad tergantung disakunya lengkap dengan head set
ditelinganya, ia berjalan sambil mendengarkan lagu kesayangannya Beautiful girl- nya Jose Mari Chan,
penyanyi asal Fhilipina sana.
Pagi itu di sekolah sedang ada
persiapan untuk upacara bendera hari senin, kebetulan pula ini adalah giliran kelasnya
Cinta yang jadi petugas upacara, dan makin sempurnalah pagi Anwar hari itu,
sudah dapat Ipad baru, kini, sang
pujaan hati tampil didepan mata, karena Anwar ada di barisan terdepan bersebelahan
dengan sang pemimpin barisan.
Saat yang mendebarkan pun tiba,
kini Cinta yang bertugas menjadi dirigent paduan suara menghadap langsung
dengan Anwar, sempat ada beberapa saat mereka beradu pandang, hal tersebut
bukannya malah tambah semangat, namun, justru membuat keduanya salah tingkah,
untung saja tidak ada yang memperhatikan tingkah konyol mereka.
Setelah upacara bendera selesai,
Anwar langsung masuk ke kelas, sedangkan Cinta, dia celingukan seperti elang sedang
mencari mangsa, dan memang ia sedang mencari anwar, namun, yang dicari sudah
pergi dari tempatnya tadi berada.
Sebuah nada getar telepon
mengagetkan Anwar saat sedang berada di kelasnya, kemudian dia angkat telepon
dan terbacalah sebuah pesan :
“Assallamu’alaikum wr wb,....
War, kamu kemana aja? Dicariin bu kantin noh,,, katanya kemaren kamu
ngutang baso belum bayar, malu-maluin.
He,,,,he,,,,he,,,,”
Sebuah nomor yang hanya keluar nomor, berarti nomor tak
dikenal, ia mendongakan kepalanya dan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya,
namun, tidak ada reaksi aneh dari teman-temannya.
Kemudian dia ubah arah
pandangnya, kini, ia memandang keluar jendela tepat kepinggir lapangan olah
raga, beberapa saat ia memicingkan matanya pertanda ia sedang memperhatikan
sesuatu yang memancing perhatiannya, ternyata ia melihat Cinta sedang berdiri
disana, tapi, yang membuat hati Anwar panas adalah ternyata Cinta tidak
sendiri, disampingnya ada Lukman seorang yang pintar dan lumayan disegani oleh
teman-temannya disekolah, bukan hanya itu saja, Lukman juga memiliki wajah dan
badan yang atletis, melihat hal tersebut, wajah anwar langsung berubah, ada
gurat kekecewaan tersemburat disana, sementara di lain pihak, Cinta semakin
akrab saja dengan Lukman, ini semakin membuat wajah Anwar semakin pucat pasi
menahan cemburu didadanya.
Berhari-hari Anwar belum bisa
melupakan peristiwa tempo hari tersebut, kini ia semakin menjauh dari Cinta,
sosok yang dulu sering mengejarnya, kini berbalik justru Anwar yang ngebet
banget pada gadis berjilbab jago membaca Al-Quran tersebut, walau kini, Cinta
pun mulai mengendurkan hasratnya pada Anwar, yang merupakan sosok yang (tidak)
misterius dimata Cinta. Anwar mengumpulkan keberanian untuk mengatakan
perasaannya pada Cinta.
Hari ini, disebuah sudut taman
sekolah, Cinta, Ratih, dan Indah sedang ngobrol menjelang pulang, mereka
terbiasa bila pada jam bubaran saling menunggu untuk pulang bareng, sambil
mereka menunggu biasanya pula mereka membahas tentang persoalan yang ada pada
diri masing-masing, tentu saja hal yang menurut mereka bisa di share diantara mereka. Seperti saat itu,
mereka sedang membicarakan tentang kebiasaan kakaknya Indah yang memang sedang
jatuh cinta, Indah menceritakan bahwa dirumahnya tiada hari tentang bunga,
pink, sayang, dan lain-lainnya yang berhamburan dari bibir sang kakak.
Tiba-tiba, ketika mereka sedang
asyik ngobrol, Anwar datang membuat suasana jadi berbeda “maaf mengganggu, s s
saya mau bicara pada Cinta, ada waktu sebentar?” kata Anwar, yang dengan kebiasaannya
bila gugup adalah kacamatanya melorot, mereka bertiga saling pandang, dan
muncullah senyum geli, “tentu saja, ada
apa ya? Kok ga biasanya, jadi agak heran gitu” ujar Cinta tak mempedulikan
kedua sahabatnya yang terus memandangi anwar penuh selidik, Anwar tidak segera
menjawab, ia menolehkan wajahnya pada Ratih dan Indah, yang ditoleh segera
mengerti, mereka pun segera mohon diri meninggalkan mereka berdua disudut taman
yang mulai sepi.
Setelah keduanya menjauh sekitar
lima langkah, Cinta bangkit dan berjalan berdua dengan Anwar dibelakang para
sahabatnya, “gini Cin, ada yang ingin aku katakan sama kamu, t t t tapi a a a aku
sssulit untuk mengatakannya,” katanya memulai percakapan.
“ngomong aja, kok sulit? Apa
wajahku menakutkan bagimu?” seloroh Cinta mencoba mencairkan suasana yang ia
sendiripun merasa gugup sedikit.
“owh bukan itu maksudku, wajahmu
tidak menakutkan, justru wajahmu,,,,, cantik kok” kata Anwar sambil mengembangkan
senyum pertanda kegugupan didirinya sudah mencair.
“so,,, katanya ada yang
diomongin, ada apa?, mumpung kita berdua nih, ada Allah sih diantara kita, don’t event you think abaut it,,,” jawab
Cinta memberikan peringatan pada Anwar yang tangannya mulai hendak merangkul
Cinta dari samping. Hal tersebut mengagetkan Anwar, yang disangkanya Cinta
tidak akan bereaksi seperti itu, ia malu dan mengurungkan niatnya untuk
melakukan hal tersebut.
“a a aku m m minta maaf,,, bukan
maksud aku untuk berbuat kurang ajar padamu” ujarnnya menghiba.
“aku hanya ingin katakan, kamu
cantik sekali,,,” katanya sambil tersenyum
“owh itu sih semua orang tahu,,,”
jawab Cinta agak malu-malu
“a a aku,,, suka kamu,,,” kali
ini Anwar makin berani bicara langsung.
“nah kalo itu Cuma kamu dan Allah
yang tahu” kembali Cinta menjawab pertanyaan Anwar dengan nada yang santai.
“kita kan masih sekolah, kamu
pasti tahu perasaanku juga sama, Cuma, untuk saat ini sebaiknya kita fokus dulu
pada urusan sekolah ya, aku ga mau gara-gara perasaan, prestasi kita jeblok,
percayalah aku juga ngerti kok” Cinta menjelaskan perasaannya pada Anwar.
Jleb,,,!!! Perasaan Anwar nabrak
batu karas, cintanya bertepuk sebelah tangan, namun ia yakin suatu saat nanti
Cinta akan lebih mengerti perasaannya pada Cinta.
Ya inilah mungkin yang dinamakan
bertemu (bukan) untuk berpisah, mungkin akan ada episode lain, dilain waktu
bila mereka dijodohkan Allah untuk bersama.
Komentar
Posting Komentar